Mengenal Sistem Bagi Hasil di Indonesia
Sistem bagi hasil adalah salah satu mekanisme keuangan yang sering digunakan di Indonesia dalam berbagai sektor, terutama dalam bisnis dan keuangan syariah. Sistem ini berdasarkan prinsip pembagian keuntungan dan risiko antara dua pihak atau lebih, yang biasanya terjadi antara perusahaan atau lembaga keuangan dengan pihak lainnya, seperti investor atau nasabah. Di Indonesia, sistem bagi hasil merupakan bagian penting dari perekonomian karena memungkinkan berbagai pihak untuk berinvestasi dan mendapatkan keuntungan tanpa melibatkan bunga atau riba, yang bertentangan dengan prinsip-prinsip ekonomi syariah.
Penerapan Sistem Bagi Hasil di Indonesia
Skema Sistem Bagi Hasil
Pada umumnya Sistem bagi hasil merupakan salah satu bentuk kerjasama antara 2 atau lebih pihak dalam pembagian keuntungan suatu proyek atau usaha. Dalam sistem bagi hasil ini keuntungan diukur melalui persentase yang telah disepakati oleh semua pihak yang berkaitan dengan proyek atau usaha.
berikut contoh umum dari skema bagi hasil dalam suatu proyek atau usaha :
Fikri, Laras dan Dito bersama-sama ingin mengadakan proyek bisnis properti. Fikri dan Laras sebagai pelaksana harian dan Dito sebagai investor.
Fikri mengeluarkan modal Rp 10 Miliar
Laras mengeluarkan modal Rp 10 Miliar
Dito mengeluarkan modal Rp 30 Miliar
Total biaya investasi proyek properti Rp 50 Miliar.
Maka kepemilikan perusahaan:
Fikri memiliki 20% kepemilikan perusahaan (Rp 10M / Rp 50M)
Laras memiliki 20% kepemilikan perusahaan (Rp 10M / Rp 50M)
Dito memiliki 60% kepemilikan perusahaan (Rp 30M / Rp 50M)
Ketiganya membuat kesepakatan bahwa Fikri dan Laras sebagai pengelola harian akan mendapatkan gaji bulanan, sedangkan Dito sebagai investor (rekan kerja yang pasif) tidak mendapatkan gaji bulanan.
1. Sistem Bagi Hasil dalam Perbankan Syariah
Sistem bagi hasil di sektor perbankan syariah Indonesia diterapkan melalui produk-produk seperti mudharabah dan musyarakah. Dalam mudharabah, bank bertindak sebagai mudharib (pengelola) dan nasabah sebagai shahibul maal (investor). Keuntungan dari proyek yang dibiayai bersama kemudian dibagi sesuai kesepakatan awal. Sedangkan musyarakah merupakan bentuk kemitraan antara bank dan nasabah, dimana kedua belah pihak menyumbangkan modal dan keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan.
2. Sistem Bagi Hasil dalam Lembaga Keuangan Mikro
Sistem bagi hasil juga diterapkan dalam lembaga keuangan mikro, seperti koperasi syariah dan bank syariah berbasis mikro. Lembaga-lembaga ini memberikan pinjaman dan modal usaha kepada para anggota atau nasabahnya, dan keuntungan yang dihasilkan dari usaha tersebut dibagi sesuai dengan kesepakatan.
3. Sistem Bagi Hasil dalam Investasi Syariah
Dalam dunia investasi syariah, sistem bagi hasil diwujudkan melalui skema seperti sukuk (obligasi syariah) dan investasi dalam bentuk venture capital syariah. Sukuk adalah instrumen keuangan yang menerapkan prinsip bagi hasil, di mana investor menerima imbalan dari pendapatan yang dihasilkan oleh proyek yang didanai oleh sukuk tersebut. Sementara itu, venture capital syariah mengadopsi sistem bagi hasil dalam mendanai dan berinvestasi pada perusahaan atau startup yang sesuai dengan prinsip syariah.
Skema bagi hasil pada suatu proyek atau usaha bisa dibilang cukup beragam, tergantung segmen usaha yang akan dijalankan
Keuntungan dan Tantangan Sistem Bagi Hasil di Bisnis Properti
Keuntungan dari sistem bagi hasil adalah adanya kesepakatan yang adil dari pihak-pihak yang terlibat sehingga resiko maupun profit yang didapatkan akan ditanggung bersama pihak-pihak yang terlibat. Sebagai contoh, investor dan pelaku bisnis bisa memiliki hasil yang sama atau adil sesuai kesepakatan bisnis yang dilakukan. Beberapa keuntungan yang bisa didapatkan dari proses bagi hasil adalah
1. Sesuai dengan Prinsip Syariah
Sistem bagi hasil selaras dengan prinsip-prinsip ekonomi syariah, yang melarang riba dan mengharamkan unsur-unsur yang bias dan bersifat spekulatif. Sistem bagi hasil akan meminimalisir kecurangan di antara kedua belah pihak dan meminimalisir ketimpangan dari profit yang akan didapat.
2. Mendorong Partisipasi Ekonomi
Sistem ini memungkinkan partisipasi lebih luas dari masyarakat dalam berbagai sektor ekonomi, terutama mereka yang ingin menghindari transaksi yang melibatkan bunga. Sistem bagi hasil membuat skema transaksi lebih transparan dan lebih mudah diawasi oleh setiap pihak-pihak yang terlibat.
3. Berbagi Keuntungan dan Berbagi Risiko
Penerapan sistem bagi hasil memungkinkan pihak yang terlibat berbagi keuntungan dari hasil usaha yang sedang dijalankan, dan tentunya adil sesuai kesepakatan bersama, hal ini pula berlaku jika usaha mengalami kerugian, kerugian yang didapat akan sama dengan risiko yang sama pula, prinsip bagi hasil akan memperkuat ikatan dan kemitraan di antara para pelaku bisnis.
Tantangan dalam Sistem Bagi Hasil di Bisnis Properti
Dari manfaat-manfaat sistem bagi hasil yang bisa diterapkan di industri properti, tentunya ada tantangan dan hambatan yang perlu dihadapi agar sistem bagi hasil berjalan lancar, terutama dalam memperkuat perspektif semua pihak tentang tujuan sistem bagi hasil yang akan dijalankan, beberapa hal ini perlu diperhatikan jika ingin menerapkan sistem bagi hasil di industri properti:
1. Pengawasan dan Regulasi
Dalam mengimplementasikan sistem bagi hasil, dibutuhkan pengawasan dan regulasi yang ketat untuk memastikan transparansi dan keadilan bagi semua pihak yang terlibat. Dalam penerapan sistem bagi hasil, pastikan semua keputusan berjalan secara demokratis dan tidak merugikan satu pihak tertentu.
2. Kompleksitas
Sistem bagi hasil seringkali lebih kompleks dalam struktur dan pelaksanaannya dibandingkan dengan sistem konvensional, sehingga memerlukan pemahaman yang mendalam dan kehati-hatian dalam menyusun perjanjian. Sistem bagi hasil yang ingin diterapkan di Bisnis properti perlu diperhatikan struktur dan asas-asas yang berlaku, ada baiknya perlu didampingi oleh konsultan properti agar proses sistem bagi hasil berjalan lancar dan sesuai dengan harapan masing-masing pihak.
3. Rendahnya Kesadaran Tentang Sistem Bagi Hasil
Beberapa pelaku usaha properti mungkin belum sepenuhnya memahami atau menyadari manfaat dari sistem bagi hasil. Meningkatkan kesadaran mengenai mekanisme sistem bagi hasil sangat penting untuk memperkokoh kerjasama pelaku bisnis properti
Sistem bagi hasil merupakan mekanisme keuangan yang penting di Indonesia, terutama dalam konteks ekonomi syariah. Dengan menerapkan prinsip pembagian keuntungan dan risiko, sistem bagi hasil memungkinkan para pelaku ekonomi untuk berinvestasi dan berbisnis secara adil dan sesuai dengan prinsip syariah. Namun, kesuksesan penerapan sistem bagi hasil memerlukan kerjasama dari berbagai pihak, serta dukungan dari pemerintah dan lembaga terkait untuk menciptakan lingkungan yang kondusif dan adil bagi semua pelaku ekonomi.
AESIA juga menyediakan aset-aset yang siap untuk dikerjasamakan dalam bentuk yang lebih modern, seperti pembukaan usaha penginapan, usaha olahraga ataupun usaha lainnya.
Foto oleh SHVETS production: https://www.pexels.com/id-id/foto/orang-orang-pertemuan-kelompok-problem-7176305/